+ -

Pages

30.7.22

Investasi sambil Belajar bersama Stockbit



Sebelum menjadi investor saham, investasi yang paling utama adalah investasi leher ke atas. Jika investasi leher ke atas dan investasi saham bisa dilakukan dalam satu platform, mengapa tidak. 
----

Perkenalan saya dengan dunia investasi kurang lebih terjadi pada 4 tahun lalu. Awal tahun 2018 saya mendapatkan bonus pertama dari kantor dengan jumlah yang cukup besar. Setelah mengalokasikan uang itu untuk beberapa keperluan, ternyata masih ada sisa dengan jumlah yang lumayan.

Istri yang mantan bendahara organisasi dan lulusan akuntansi kemudian mengusulkan untuk menaruh uang itu di instrumen saham. Kebetulan dulu dia pernah belajar di sekolah pasar modal yang diselenggarakan oleh OJK di Jogja.

Keyakinan untuk menaruh dana tersebut di saham makin kuat karena saat itu istri cukup aktif mengikuti akun Instagram sebuah financial planner berinisial J yang kini sudah tutup karena tersandung masalah. Dalam sejumlah postingannya, akun tersebut memang mendorong orang-orang untuk berinvestasi di pasar modal secara langsung karena hasilnya lebih besar dibandingkan dikelola oleh orang lain.

Singkat cerita, istri kemudian mendaftar pada sebuah sekuritas. Sebut saja sekuritas X. Prosesnya menurut saya cukup ribet. Ia mendaftar online, mengunduh formulir, melengkapi sejumlah berkas, kemudian mengirimkan cetakan berkas tesebut ke kantor pusat sekuritas menggunakan pos. Setelah berkas dikirimkan, kurang lebih kami harus menunggu selama sebulan baru kemudian akun tersebut aktif dan dapat digunakan.

Proses selanjutnya saya serahkan semuanya kepada istri. Ia melakukan screening saham, melakukan analisis, lalu semua uang dingin itu beralih pada kepemilikan saham sejumlah perusahaan.

Saya yang awam tentang dunia saham pun penasaran, kemudian mencoba log in ke akun setelah diberi user dan password. Kesan pertama saat masuk ke akun tersebut adalah bingung. Ada grafik yang naik turun, istilah-istilah finance dan akuntansi yang asing, serta deretan angka yang entah saya tidak tahu bagaimana membacanya. Yang saya paham hanya kalau hijau lagi untung, kalau merah lagi buntung.

Lalu saya pun browsing di internet untuk mencari rujukan tempat belajar investasi dan menemukan artikel yang menyarankan untuk mencoba masuk ke stockbit.com.

Awal Bersama Stockbit 

Kesan pertama kali masuk ke Stockbit adalah amazing. Dulu Stockbit masih berbentuk website—atau entah barangkali dulu saya tidak tahu apakah sudah ada versi apps-nya atau tidak. Dari sisi tampilan, website ini didesain sangat simpel, kekinian, dan menarik. Berbeda dengan aplikasi sekuritas X yang terkesan seadanya dan cenderung susah untuk bernavigasi.

Dari sisi fungsi, saya yang awam melihat bahwa fitur di Stockbit lebih lengkap dan lebih informatif. Sehingga saya setuju dengan artikel yang saya baca kala itu bahwa website ini cocok bagi pemula yang serius belajar. Bagi saya, Stockbit memberikan user experience dan menjadi Aplikasi Saham Terbaik terbaik sampai saat ini.

Selain dari sisi tampilan dan fungsi di atas, salah satu hal di Stockbit yang membuat saya tertarik adalah fitur postingan yang fungsinya seperti media sosial. Kita bisa menuliskan ide, opini, analisis, atau sekadar berbagi hal kecil di Stockbit yang bisa dibaca dan dikomentari oleh orang lain.
Kita juga bisa berteman dengan user lain serta berdiskusi membahas isu yang sedang hangat atau membahas nasib saham-saham tertentu. Melalui ruang yang dibangun, terbentuklah Komunitas Saham Indonesia dimana orang-orang yang bergabung bisa tumbuh dan berkembang bersama.

Di fase awal perkenalan dengan Stockbit, saya manfaatkannya sebagai ruang belajar. Dulu saya masih takut untuk investasi saham secara langsung dan keputusan untuk memilih saham yang akan dibeli dihandle oleh istri.

Tekad saya belajar investasi difasilitasi Stockbit melalui fitur Virtual Account. Di fitur ini, kita diberi sejumlah dana—tentu saja bukan uang asli—untuk diinvestasikan. Melalui fitur Virtual Trading iseng-iseng saya berinvestasi pada saham dengan melihat grafiknya. Ada yang saya pilih berdasarkan sentimen, keterkenalan produk, atau berdasarkan preferensi influencer.

Lalu bagaimana hasilnya? Tentu kalau itu uang asli, saya akan stress karena ada saham yang minusnya lebih dari 90% dan ada yang disuspend.


Setelah itu perlahan saya mulai berani untuk memilih sebuah saham. Stockbit saya gunakan untuk menganalisis, lalu eksekusinya menggunakan akun sekuritas X. Saat itu saya belum membuka akun trading di Stockbit karena takut tidak fokus karena memiliki dua akun dan malas untuk mengurus dokumen pendaftarannya—seingat saya saat itu kalau tidak salah pendaftarannya mirip sekuritas X dan perlu deposit 500 ribu dengan Bank RDI yang tidak saya punya. CMIIW.

Long story short, investasi saham terus berlanjut hingga akhirnya di awal 2020 pandemi Covid-19 muncul dan menghancurkan bursa saham. Seketika portofolio saham anjlok merah menyala. Baru kali itu saya merasakan kerugian yang amat besar.

Kalau saya jual sahamnya, maka potential loss-nya menjadi real. Maka saya biarkan saja saham-saham itu. Toh tidak lama kemudian pasar bergeliat kembali—kondisi yang kini mungkin disesali karena mengapa saat itu tidak investasi lebih banyak saat terjadi crash.

Ketakutan atas hilangnya dana yang disimpan di saham membuat saya berhenti untuk investasi. Sejumlah dana yang biasanya dialokasikan untuk investasi disimpan untuk berjaga-jaga karena suasana saat itu sedang tidak menentu.

Seiring berjalannya waktu saya terpikir untuk kembali berinvestasi ke saham, namun bayangan kejatuhan pasar masih menghantui. Bagi saya, membeli saham harus tahu bibit-bobot-bebetnya. Keawaman untuk menganalisis saham membuat saya memutuskan untuk memilih reksadana saham. Setidaknya melalui reksadana saham dana saya tetap diinvestasikan ke instrumen saham, namun dikelola dengan baik oleh manajer investasi yang berpengalaman.


Bersama Stockbit Mewujudkan Impian 

Kurang lebih sudah satu tahun saya investasi di reksadana menggunakan Bibit. Pilihan menggunakan aplikasi ini karena kepincut dengan fitur Robo Advisor yang dapat memberikan saran produk reksadana sesuai profil risiko. Di aplikasi tersebut, saya susun portofolio berdasarkan tujuan investasi: dana pensiun dan rumah. Dua tujuan investasi tersebut saya anggap penting untuk dicapai dalam jangka menengah dan panjang.

Sebagai seorang karyawan, saya tidak tahu nantinya uang pensiun yang akan terkumpul di DPLK sebanyak apa. Maka, selain iuran bulanan yang rutin dibayarkan perusahaan, saya perlu menambah tabungan khusus untuk jaminan masa tua. Setidaknya dapat menambah ketenangan finansial jika sudah masuk masa pensiun.

Terkait dengan rumah, ini merupakan kebutuhan primer yang harus segera terpenuhi. Tapi sayangnya harga rumah sangat mahal dan kenaikan setiap tahunnya tidak masuk akal. Di sisi lain, gaji masih segini-gini saja. Naik pun jumlahnya tidak seberapa. Dengan kondisi pendapatan ini, sepertinya rumah sulit terbeli. Kalaupun bisa, akan membutuhkan waktu yang sangat lama.
Dari setahun investasi di reksa dana, portofolio untuk beli rumah jumlahnya bertumbuh namun tidak signifikan. Persentasenya bahkan lebih kecil dibandingkan dengan investasi saham di sekuritas X yang cenderung tidak terlalu aktif.

Melihat hal ini dan mempertimbangkan tujuan investasi guna membeli rumah dalam waktu dekat, maka saya putuskan untuk kembali mengalihkan dana yang terkumpul sepenuhnya ke saham. Sedangkan alokasi untuk dana pensiun masih tetap di reksa dana.

Kini pilihannya adalah menginvestasikannya di sekuritas X atau membuka sekuritas baru. Mengingat keputusan investasi yang saya lakukan selama ini terbantu oleh Stockbit, maka saya coba untuk mendaftar di Stockbit Sekuritas. Ada beberapa hal yang membuat saya mantab untuk investasi melalui Stockbit, yaitu:

1. Proses aktivasi mudah dan cepat 

Saat hendak aktivasi, kita diberi pilihan untuk menggunakan Rekening Dana Investasi (RDI) BCA atau Bank Jago. Karena saya telah memiliki akun di Bank Jago untuk reksadana B dan sejumlah aplikasi lain, maka saya tidak perlu repot input berbagai macam data. Informasi dan data diri secara otomatis dapat digunakan untuk pendaftaran di Stockbit. Tidak menunggu lama, akun investasi langsung aktif di hari yang sama. Sesimpel itu.
Integrasi Bank Jago ke dalam sejumlah aplikasi financial, termasuk Stockbit, sangat memudahkan saya untuk mengatur alokasi investasi ke sejumlah instrumen. Untuk hal ini, barangkali akan saya ceritakan pengalamannya di lain hari. Hehe.

Selain proses administrasi yang mudah, satu hal yang menjadi kelebihan Stockbit adalah tidak adanya ketentuan untuk top up sejumlah nominal deposit di awal. Ini sangat cocok bagi milenial dan investor pemula yang dananya minim seperti saya. Tinggal daftar dan isi sesuai dana yang dipunya.

2. Informatif dan user friendly 

Seperti yang sudah saya sebut di awal tulisan, Stockbit menyuguhkan tampilan yang informatif bagi para investor. Tool yang tersedia juga lengkap dan mudah digunakan. Misalnya untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan, kita bisa melihat summary lengkapnya dalam key stats. Di situ terdapat data terkait valuasi, balance sheet, revenue, net income, growth, cashflow statement, grafik charbit, dan lain-lain. Jika ingin tahu lebih detail mengulik jeroan keuangan perusahaan, misalnya terkait income statement, balance sheet, dan cashflow, bisa dikaji di bagian financials.

Saya juga terbantu dengan fitur stock screener. Melalui fitur ini, kita bisa melakukan screening saham berdasarkan parameter tertentu. Misalnya ketika ingin mencari saham yang memiliki nilai PBV yang under value, kita tidak perlu membuka data saham satu per satu. Tinggal buka fitur screener ini maka kita disajikan urutan sejumlah saham berdasarkan nilainya.

Selain itu, ada juga fitur comparison. Fitur ini sangat membantu ketika kita hendak membandingkan kinerja sejumlah perusahaan. Tinggal masukkan kode-kode perusahaan yang akan dibandingkan lalu tersajilah data-datanya.

Nah, bagi anda yang dividen hunter, anda bisa memantau jadwal RUPS hingga pembayaran dividen dalam kalender. Semuanya disusun dengan urut sehingga bisa dikalkulasikan strategi masuk dan keluar untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Beberapa hal yang saya sebut di atas barangkali belum menjelaskan secara detail keunggulan Stockbit. Namun hal-hal tersebut sangat membantu saya untuk belajar menjadi investor saham sampai saat ini. Saya ibaratkan Stockbit menjadi representasi website IDX secara paripurna. Ia menyajikan semua data yang dipublikasikan IDX. Bahkan dokumen seperti laporan tahunan, laporan keuangan, bukti publikasi iklan, hingga berita-berita aktual setiap emiten terupdate secara realtime. Kita tidak perlu keluar masuk aplikasi sekuritas – website IDX. Tinggal login ke Stockbit, semua sudah tersaji.

3. Biaya jual-beli murah 

Bagi investor yang aktif melakukan jual-beli saham, urusan biaya administrasi kadang menjadi bahan pikiran. Bagaimana tidak, setiap membeli dan menjual saham ada biaya adminnya. Walaupun jumlahnya kecil, namun jika frekuensi dan volumenya banyak perkara biaya admin ini akan terlihat besar juga.


Di Stockbit, fee untuk beli 0,10% sedangkan untuk fee jual sebesar 0,20%. Ini sudah termasuk biaya broker, biaya levy (BEI, KPEI, KSEI) 0,043%, PPN biaya broker 11%, dan PPh final untuk transaksi jual 0,1%.

Apabila jumlah biaya tersebut kita bandingkan dengan sekuritas lain, persentase yang dipatok Stockbit cukup cukup kecil. Coba saja searching di Google. Ada banyak artikel yang merangkum fee sejumlah sekuritas. Jumlah yang dipatok oleh Stockbit sangat bersaing dibandingkan sekuritas yang lain sebagaimana daftar berikut:

4. Banyak panduan dan modul pembelajaran 

Sebagai investor pemula, kita harus dituntut untuk terus belajar. Bahkan sekelas Lo Kheng Hong saja tidak berhenti belajar karena dunia saham sangat dinamis. Di internet ada banyak konten-konten saham yang dibuat ahli hingga amatir. Dari yang berbayar hingga gratisan.

Kita harus selektif memilih konten-konten tersebut. Bisa jadi apa yang disampaikan benar, bisa jadi juga salah. Jika kita salah memilih “guru”, maka ilmu yang kita dapatkan bisa menyesatkan. Jika salah memahaminya, maka selanjutnya kita bisa salah untuk mengimplementasikannya.

Daripada susah-susah mencari di internet, kita bisa belajar dari “guru”-nya langsung di Stockbit Academy, tempat belajar investasi saham dari nol dan gratis. Di Stockbit Academy, tedapat banyak modul yang bisa dipelajari. Bentuknya ada yang berupa video, ada juga yang berbentuk E-Book. Materinya berkualitas dan disusun oleh para pakar secara terstruktur untuk pemula hingga expert.

Menuju Kebebasan Finansial 

If you don’t find a way to make money while you sleep, you will work until you die. Begitulah kata Warren Buffet. Sebagai seorang karyawan, saya memiliki keinginan kelak di kemudian hari memiliki kemerdekaan finansial. Namun jika hanya mengandalkan gaji bulanan saja, rasanya akan mustahil tercapai.

Belajar investasi saham adalah jalan yang tepat untuk terus dijalani. Goal-nya mungkin tidak satu atau dua tahun lagi. Seiring dana yang dikelola semakin banyak, semoga nantinya bisa menjadi full investor yang dapat menghasilkan uang meski sedang tidur. Sehingga uanglah yang bekerja untuk kita, dan bukan sebaliknya bekerja untuk uang hingga mati.

Barangkali cukup sekian saja catatan ini saya buat. Catatan dari seorang investor pemula receh yang sangat terbantu dengan Stockbit. Jika anda baru akan berencana investasi ke saham, baru mulai kecil-kecilan, atau bahkan sudah expert, tidak salahnya mencoba untuk menggunakan Stockbit. Anda bisa mengaksesnya melalui Stockbit.com atau download aplikasinya di Playstore dan Appstore. Semoga kita senantiasa diberikan kemudahan dalam setiap langkah kehidupan kita.
5 Khairul Arifin: 01/07/2022 - 01/08/2022 Sebelum menjadi investor saham, investasi yang paling utama adalah investasi leher ke atas. Jika investasi leher ke atas dan investasi saham...
< >