Di tengah perbincangan, tiba-tiba orang itu mengambil telepon pintar dari dalam tas kecilnya. Tampak serius ia memandang dan menggulirkan layar yang dipandang. Kadang ia mengerutkkan dahi, sesekali bibirnya menampilkan seutas senyuman. Kemudian orang di depannya melakukan hal yang sama. Mereka saling berbagi senyuman, berbagi kekesalan.
***
Seorang mahasiswa tampak tak setuju dengan kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam mengatasi pandemi di negaranya. "Kebijakan ini hanya mematikan dan merugikan rakyat kecil. "Sudah jatuh, tertimpa tangga," tulisnya di Facebook sembari melampirkan tautan berita digital surat kabar nasional.
"Segitu gawat kah....???? Ini hanya akal-akal pemerintah saja," balas sebuah akun.
"Sistem ketatanegaraan kita ambyar gara-gara pandemi. Semuanya terbongkar borok-boroknya. Kepentingan bisnis, politik dan agama dimainkan dalam bingkai COVID-19 dan turunannya," timpal yang lain.
"Menurutku keputusan pemerintah sudah bijak. Harus ada rem dan gas kebijakan supaya perekonomian kita tidak hancur," tulis akun lain menengahi.
"Promo OBAT KUAT GALAKS BAJA KUAT PRIA. Terpercaya sejak 2008. Sudah di akui banyak konsumen. Bahan organik herbal tidak menyebabkan k3b4s dan panas."
***
"Jutaan orang bahkan tidak menyadari bahwa mereka bisa menghasilkan $1.000 per hari tanpa meninggalkan rumah dan anda adalah salah satu dari mereka..." Pesan itu sekelabat muncul di jeda tayangan hipnotis artis yang ia saksikan sore itu. "Inilah saatnya," batinnya.
Semesta algoritma seakan mengantarkan jalan nasibnya menjadi orang kaya. Memiliki rumah besar, dikelilingi gadis-gadis aduhai, dan yang paling penting sejalan dengan angan-angan hidupnya: tanpa kerja keras, uang yang datang menghampiri kita.
Lalu ia membuat akun. Saat menjelajahi dunia baru ini, bayangan kesuksesan masa depan menjadi semakin jelas searah grafik hijau yang membumbung tinggi. Lalu ia pasang pada satu angka. Tepat satu baris sebelum sampai pada angka itu, seketika grafik turun sedikit menjadi merah. "Ah tipiiis.. "
***